POKOK-POPOK
PIKIRAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BIOINDUSTRI
Bambang Prastowo
PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian Indonesia memiliki karakter
pertanian tropika yang secara alami merupakan kawasan dengan efektivitas dan
produktivitas tertinggi di dalam pemanenan dan transformasi energi matahari.
Proses budidaya dan bioengineering nabati, hewani dan mikroorganisme
dalam menghasilkan berbagai bentuk biomasa pangan dan bioenergi siap pakai
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dan landasan bagi berkembangnya
sektor-sektor ekonomi lainnya secara berkelanjutan. Pencapaian keunggulan
pertanian tropika tersebut dilandaskan pada keunggulan inovasi teknologi dan
kelembagaaan dalam mengelola limpahan sumberdaya. Berkaitan dengan hal tersebut
pertanian bioindustri diyakini merupakan alternatif visi pembangunan ekonomi
nasional ke depan.
Pertanian bioindustri pada
dasarnya merupakan sistem pertanian yang mengelola dan/atau
memanfaatan secara optimal seluruh
sumberdaya hayati termasuk biomasa dan/atau limbah organik pertanian,
bagi kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis. Oleh
karenanya, kata kunci dalam pertanian bioindustri meliputi seluruh sumber daya hayati, biomasa dan limbah
pertanian, penerapan ilmu pengetahuan dan tekonologi & bio proses termasuk rekayasa
genetik. Tidak kalah penting dalam penerapannya ke depan adalah tetap dihasilkannya
produk pangan sehat bernilai tinggi sebagai kebutuhan dasar manusia serta
produk bio yang sehat bernilai tinggi lainnya.
POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM PERTANIAN BIOINDUSTRI
Terdapat hal-hal yang
dapat dijadikan acuan atau pokok-pokok pikiran dalam memahami pertanian
bioindustri yang ideal. Pokok-pokok pikiran tersebut adalah :
1. Pertanian dikembangkan dengan menghasilkan sesedikit mungkin limbah tak bermanfaat
- Pertanian dikembangkan dengan menggunakan sesedikit mungkin
input produksi dari luar
- Pertanian dikembangkan dengan menggunakan sesedikit mungkin
energi dari luar
- Pertanian dikembangkan seoptimal mungkin agar mampu
berperan seain menghasikan produk pangan juga sebagai pengolah biomasa dan
limbahnya sendiri menjadi bio-produk baru bernilai tinggi termasuk bioenergi
- Pertanian dikembangkan mengikuti kaidah-kaidah pertanian terpadu ramah lingkungan
- Pertanian pada akhirnya dikembangkan sebagai kilang biologi (biorefinery)
berbasis iptek maju penghasil pangan sehat dan non
pangan bernilai tinggi
Pertanian bioindustri sebenarnya juga berlandaskan
kepada pengertian siklus pertanian sebagai penjaga lingkungan alam yang selama
ini sudah dipahami masyarakat (Gambar 1). Oleh dalam mengembangkan pertanian
hendaknya selalu mengacu kepada siklus tersebut demi menjaga klestarian
lingkungan alam.
Gambar 1. Siklus Pertanian Sebagai Penjaga Lingkungan
Alam
PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN BIOINDUSTRI
Dalam pengembangan kawasan
pertanian bioindustri, perlu dipertimbangankan adanya korelasi antara komponen
teknologi dari hasil penelitian dengan hasil analisis kebutuhan kawasan serta
sinergi antara keduanya (sebagai contoh lihat Gambar 2). Oleh karena itu,
terdapat beberapa hal yang seyogyanya dilakukan sebelum menentukan pengembangan
kawasan tersebut. Hal-hal tersebut antara lain :
1. Adanya hasil penelitian komponen teknologi yang menjadi subsistem bagi pertanian
bioindustri untuk kawasan. Hal ini biasanya dapat dilakukan oleh Balai-balai
Penelitian ataua lembaga sejenis termasuk Perguruan Tinggi.
2. Harus diketahui hubungan/relasi antar subsistem. Hal ini
biasanya dapat dilakukan oleh Balai-balai Penelitian bersama Balai-balai
Pengkajian Teknologi Pertanian
3. Sebagai contoh kajian dan penentuan kawasan untuk
pengembangan kawasan pertanian bioindustri berdasarkan atau mengacu Gambar 2
dan disesuaikan dengan kebutuhan kawasan
Gambar 2. Contoh Skema Relasi Antar
Komponen dalam
Pertanian Bioindustri Kemiri Sunan
(causal loops)
Oleh karena itu, untuk mengembangkan pertanian bioindustri perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1 1. Penerapan pertanian bioindustri memerlukan kesiapan
adanya hasil penelitian komponen teknologi unggul dan teruji yang dapat
diterapkan secara sinergi di lapangan
2 2. Penerapan sistem pertanian bioindustri harus
didasarkan pada kaidah ilmiah yang secara kuantitatif dapat dijelaskan
manfaatnya bagi masyarakat dan kelestarian alam untuk saat ini dan masa yang
akan datang
3 3. Aplikasi dilakukan secara bertahap seiring dengan perkembangan
iptek serta sesuai
dengan kondisi geografi sosial ekonomi budaya masyarakat