Kamis, 29 Januari 2009

biofuel development in indonesia

Bambang Prastowo, Indonesian Center for Estate Crops Research and DevelopmentAbstract
Fosil fuel resources in the world and also in Indonesia ha decreased day by day, while the demand of the fuel has grown higher from time to time. In line with the Indonesia economic growth, demand for national energy has grown very high. In order to guarantee the security of domestic supply of energy and support the sustainable development, President Regualtion No. 5/2006 determined that targeted biofuel in national consumption energy is more than 5 % in the year 2025. The vision of biofuel development then is poverty alleviation and job creation through development of biofuel as alternative energy to increase people welfare, with the mission : creating job, starting from feedstock supply, industry, infrastructure and biofuel development activities, increasing the community independency in providing energy through the development of energy self sufficient villages, increasing the role of private sector through the the development of special biofuel zones, and regulalting biofuel business, feedstock supply and utilization, developing the conducive business condition through fiscal and non-fiscal incentioves.
__________________________________________________________________
Paper was presented in the International Workshop on Jatropha Curcas Biodiesel Industry in Hainan China, 29-31 October 2007

tunjangan nggak jadi naik, tiap peneliti dikasih 50 juta untuk riset ?

di koran, pak kk (sebutan akrab pak kusmayanto kadiman/menristek versi beliau sendiri) sempat nyebut setiap peneliti disediakan dana 50 juta rupiah untuk risetnya tahun 2009. saya termasuk yang ikut (wajib) ngusulkan, usulan nggak boleh dobel, dan harus ada sinergy dengan kegiatan dan peneliti dari perguruan tinggi (karena dananya dari dikti ?). di sinilah tantangannya. sinergy gampang diucapkan, sulit dilakukan, apalagi dengan waktu perencanaan yang (cuma/kurang) satu minggu. di sini juga akan teruji, para peneliti mana yang networkingnya sudah mapan. peneliti yang pergaulan "bebas"nya bagus dengan para peneliti lain di uiversitas, akan dengan cepat mendapatkan encon/partner peneliti dari perguruan tinggi, termasuk topik2 kegiatan penelitiannya. penulis alami ... dalam semalam coba dan berhasil kontak 4 penelti dari ugm dan itb..... ya ... lalu saya usulkan. tapi cara seperti ini jangan dipertahankan, dari dulu kok perencanaan model ndadak-ndadak. peneliti yang sudah mapan memang bisa melakukan, tapi yang yunior akan keponthal-ponthal... ketinggalan. selain itu, hasil usulannya mungkin akan banyak mengandung kelemahan. bagaimanapun kita patut hargai upaya "kompensasi" nggak jadi naiknya tunjangan peneliti dengan memberi kegiatan yang katanya ada "honornya" ini ... lumayan ...

mekanisasi pertanian dan bioenergy

mekanisasi pertanian sudah menjadi keharusan. saai ini susah cari tenaga untuk nggarap kebun/sawah walau itu di daerah yang padat penduduknya. hampir seluruh alat dan mesin pertanian (alsintan) tergantung bahan bakar dari enrgy fosil (bbm). ingat .. pernah para operator traktor pada ikut antri di spbu. ini mestinya tidak bisa dibiarkan. alternatif bahan bakar lain ada, yaitu bahan bakar nabati, dari minyak nabati seperti minyak kelapa, kelapam sawit, jarak pagar, nyamplung, kemiri dll. ke depan, hendaknya dikembangkan alsintan yang dapat dioperasikan dengan bahan bakar nabati seperti ini, ataupun energy dari biomasa (limbah) pertanian lainnya. saya juga sedang menekuni ini.