Sabtu, 28 Februari 2009

POMPA INJAK


Sekitar akhir tahun 80 an (1988) di Balai Penelitian Tanaman Pangan Maros (Balittan Maros) Sulawesi Selatan pernah dikembangkan pompa aisederhana yang digerakkan dengan kaki, dengan cara diinjak-injak. Pompa tersebut cocok untuk daerah yang sumber airnya tidak terlalu dalam (2-6 meter). Di daerah persawahan pantai barat Sulsel memang tersedia sumber air sumur yang tidak terlalu dalam, sehingga cocok menggunakan pompa ini. Debit air ini dari pompa ini bisa sampai 0,3-0,4 liter per detik. Petani palawija bisa memanfaatkan pompa ini untuk suplesi tanamannya. Di daerah jogja selatan barat atau wates selatan mungkin bisa juga memanfaaatkan pompa ini. Di daerah ini mereka biasanya pakai timba dan gembor untuk mengairi palawijanya. Oleh karena pompa ini digerakkan dengan cara diinjak-injak, penelitinya menyebutnya POMPA INJAK. Orang Philipina atau Afrika menyebutnya dengan "treadle pump".

Selasa, 17 Februari 2009

serba serbi : kereta krl di indonesia dan di eropa




saya tinggal di jakarta, tapi kantorku sekarang di bogor, jadi kalo "bosan" naik mobil seringkali saya naik kereta krl. kalo pagi kereta jurusan bogor agak "longgar", karena memang kalo pagi lebih banyak penumpang yang ke jakarta dari bogor, depok dan sktrnya. tapi aku milih kereta ekonomi yang ber ac. percayalah, kereta ini lumayan enak. yang jadi masalah adalah setiba di stasiun bogor, wah . . . . kotor, semrawut, dan yang menyedihkan, ... penumpang harus "manjat-2" kalo mau naik atau turun dari kereta .... nggak percaya ? .... lihat tuh gambar jepretanku (atas : aku lagi nggaya di frankfurt houbanhoft, bawah : stasiun bogor).
aku beberapa kali ke eropa,, terutama jerman, sebenarnya nggak kalah2 amat sih, cuma karena mereka penumpangnya sepi, rapi, dan ... peduli, jadi memang nikmat kalo naik kereta. saya yakin kita lama2 seperti itu. lha gimana nggak rapi keretanya, la wong mbayarnya karcis saja untuk jarak yang kira-2 sama dgn bogor-jakarta mbayar setara dengan sekitar 75 ribu rupiah, bayangkan karcis bogor-jakarta cuma 1000 rupiah (kereta ekonomi), 6000 rupiah (kereta ekonomi ber ac) atau 9000 ribu rupiah kereta expres ac dan 11 000 rupiah untuk pakuan ac.
ada kelebihan lain kereta krl di indonesia, kita dihibur para musikus yang piawai, sambil makan tahu dan minum dari "kafe berjalan" di kereta (ekonomi), dan kalo anda ingat akherat ... kasih sedekah 500 atau seribu untuk saudara kita yang kurang beruntung. jadi kalo karcisnya 1000 rupiah, pengeluaran lain-2nya seperti ini bisa sampai 2-4 ribu rupiah. asyik tho ! bambangprastowo

Kamis, 29 Januari 2009

biofuel development in indonesia

Bambang Prastowo, Indonesian Center for Estate Crops Research and DevelopmentAbstract
Fosil fuel resources in the world and also in Indonesia ha decreased day by day, while the demand of the fuel has grown higher from time to time. In line with the Indonesia economic growth, demand for national energy has grown very high. In order to guarantee the security of domestic supply of energy and support the sustainable development, President Regualtion No. 5/2006 determined that targeted biofuel in national consumption energy is more than 5 % in the year 2025. The vision of biofuel development then is poverty alleviation and job creation through development of biofuel as alternative energy to increase people welfare, with the mission : creating job, starting from feedstock supply, industry, infrastructure and biofuel development activities, increasing the community independency in providing energy through the development of energy self sufficient villages, increasing the role of private sector through the the development of special biofuel zones, and regulalting biofuel business, feedstock supply and utilization, developing the conducive business condition through fiscal and non-fiscal incentioves.
__________________________________________________________________
Paper was presented in the International Workshop on Jatropha Curcas Biodiesel Industry in Hainan China, 29-31 October 2007

tunjangan nggak jadi naik, tiap peneliti dikasih 50 juta untuk riset ?

di koran, pak kk (sebutan akrab pak kusmayanto kadiman/menristek versi beliau sendiri) sempat nyebut setiap peneliti disediakan dana 50 juta rupiah untuk risetnya tahun 2009. saya termasuk yang ikut (wajib) ngusulkan, usulan nggak boleh dobel, dan harus ada sinergy dengan kegiatan dan peneliti dari perguruan tinggi (karena dananya dari dikti ?). di sinilah tantangannya. sinergy gampang diucapkan, sulit dilakukan, apalagi dengan waktu perencanaan yang (cuma/kurang) satu minggu. di sini juga akan teruji, para peneliti mana yang networkingnya sudah mapan. peneliti yang pergaulan "bebas"nya bagus dengan para peneliti lain di uiversitas, akan dengan cepat mendapatkan encon/partner peneliti dari perguruan tinggi, termasuk topik2 kegiatan penelitiannya. penulis alami ... dalam semalam coba dan berhasil kontak 4 penelti dari ugm dan itb..... ya ... lalu saya usulkan. tapi cara seperti ini jangan dipertahankan, dari dulu kok perencanaan model ndadak-ndadak. peneliti yang sudah mapan memang bisa melakukan, tapi yang yunior akan keponthal-ponthal... ketinggalan. selain itu, hasil usulannya mungkin akan banyak mengandung kelemahan. bagaimanapun kita patut hargai upaya "kompensasi" nggak jadi naiknya tunjangan peneliti dengan memberi kegiatan yang katanya ada "honornya" ini ... lumayan ...

mekanisasi pertanian dan bioenergy

mekanisasi pertanian sudah menjadi keharusan. saai ini susah cari tenaga untuk nggarap kebun/sawah walau itu di daerah yang padat penduduknya. hampir seluruh alat dan mesin pertanian (alsintan) tergantung bahan bakar dari enrgy fosil (bbm). ingat .. pernah para operator traktor pada ikut antri di spbu. ini mestinya tidak bisa dibiarkan. alternatif bahan bakar lain ada, yaitu bahan bakar nabati, dari minyak nabati seperti minyak kelapa, kelapam sawit, jarak pagar, nyamplung, kemiri dll. ke depan, hendaknya dikembangkan alsintan yang dapat dioperasikan dengan bahan bakar nabati seperti ini, ataupun energy dari biomasa (limbah) pertanian lainnya. saya juga sedang menekuni ini.